Om, Sarve bhavantu sukhinaḥ Sarve santu nirāmayāḥ Sarve bhadrāṇi paśyantu MA kashchit duḥkha bhāgbhavet Oṁ Shāntiḥ, Shāntiḥ, Shāntiḥ Om
Monday, April 29, 2019
MAKNA DIBALIK WUJUD YANG MENYERAMKAN IBU KALIKA
MAKNA DIBALIK WUJUD MENYERAMKAN IBU KALIKA
Om Swastyastu,
Om Awighnam astu namo sidham
Dewi Kali adalah wujud lain dari dewi Durga atau Parwati ketika sedang Krodha (Marah). Dibeberapa Purana Dewi Kali sering diceritakan bertarung melawan kejahatan atau yang sering disimbolkan sebagai para Asura, sosoknya yang menyeramkan membuat para musuhnya gemetar dan ketakutan.
Dewi kali sering digambarkan berkulit hitam, berkalungkan kepala manusia (Runda mālā), mengenakan tanggan-tanggan yang terputus sebagai pakaiannya, membawa kepala asura yang telah Ia penggal dan membawa mangkuk yang berisikan darah. Dari gambaran wujud yang menyeramkan Ibu Kali ini terdapat filosofi yang sangat dalam jika kita mau mengupas dan mempelajarinya dengan sunguh-sungguh, dan adapun makna yang terdapat dari wujud Dewi Kali yaitu diataranya :
Kulit yang hitam melambangkan bentuk dari kesucian yang sebenarnya, hal ini juga pernah diungkapkan oleh Sri Krisna saat perang Bharata Yudha ketika Ia hendak membunuh Bhisma yang agung dan ditahan oleh Arjuna, saat itu Arjuna mencoba untuk mengingatkan kembali sumpah Krisna bahwa tidak akan ikut berperang dalam perang saudara itu, Arjuna mengatakan jika Engkau langgar sumpah Mu maka sama halnya engkau akan menodai kelahiran mu, saat itulah Sri Krisna menjawab Aku adalah Hitam Arjuna tidak ada yang dapat menodai Ku sama sekali. Begitulah juga kulit hitam yang dimiliki Ibu Kali melambangkan kesucian yang tak dapat ternodai.
Berkalungkan kepala manuṣya (Runda-mala) di leher Bhagavati melambangkan semua kepribadian palsu yang kita wujudkan dengan topeng yang kita tampilkan ini semuanya menghalangi dan mengaburkan pengetahuan tentang sifat sejati kita (sebagai ātman)
Kepala asura yang dipegang oleh Bhagavati Kalika mewakili konsep diri kita yaitu ahankara (ego). Ego adalah konsep diri kita sebagai individu yang terpisah dari Tuhan dan merupakan fondasi di mana bangunan kebodohan dan khayalan dibangun di dalamnya.
Tangan-tangan terputus sebagai pakaian-Nya. Ini mewakili tindakan menusya yang tak terhitung jumlahnya atau karma (kegiatan). Karena pemikiran yang salah, manusya mencoba mencari kenikmatan melalui persepsi indera-indera badannya yang sebenarnya tidak pernah benar-benar membawa kebahagiaan tertinggi yang diharapkan
Mangkok berisikan darah. Asura yang merupakan musuh bagi Bhagawati (sebagai Dewi Camunda) adalah Raktabija-yang setiap tetes darah asura yang tertumpah menghasilkan asura yang lain seperti dia ini mewakili keinginan material kita. Setiap keinginan itu terpenuhi maka akan menghasilkan keinginan lain yang sama kuatnya. Satu-satunya cara untuk mengakhiri siklus ini adalah memenggal sang iblis itu dan meminum darahnya. Minum darah melambangkan melahap semua keinginan material; keadaan ilusi (gila); atau keterikatan yang merupakan dasar bagi penderitaan eksistensial jiwa yang terikat.
Bhagawati Kalika ini adalah simbul dari prakrti atau alam semesta material. Dan ia berdiri diatas badan Mahakala Bhairawa (Siwa) yang adalah Brahman (Tuhan) tanpa Brahman, alam semesta tidak akan bisa bersandar, karena itu Mahakali memakai Mahakala sebagai wimana (kendaraan-Nya). Sebelum penciptaan, Tuhan esa tiada duanya nemun ketika penciptaan terjadi, Tuhan membagi Diri-Nya menjadi 2 yaitu Purusa (Siwa/unsure kesadaran/atman) dan Prakerti (Parwati atau kali yang adalah alam material, zat atau unsur kesar). Analogi ini bukanlah Tuhan telah menjadi ganda, malainkan dualitas itu adalah karakter sifat alami Tuhan sendiri, sebagaimana matarai tidak bisa lepas dari sinarnya atau air dengan sifat cairnya.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om.
No comments:
Post a Comment